Wednesday, June 26, 2019

Load Break Switch

BAB I

PENDAHULUAN

1.         LATAR BELAKANG

P.T. PLN (PERSERO) Sebagai Perusahaan Listrik Negara berusaha untuk mensuply energi listrik dengan se-optimal mungkin seiring dengan semakin meningkatnya konsumen energi listrik. Agar dapat memanfaatkan energi listrik yang ada serta menjaga keandalan sistem penyaluran dan kerusakan peralatan, maka diperlukan suatu sistem pengaman dan sistem pemeliharaan instalasi gardu induk. Hal tersebut harus memperhatikan aspek teknis, ekonomis dan yang sesuai dengan kondisi peralatan yang ada. Load Break Switch dan Fuse cut out adalah suatu pengaman pada jaringan distribusi. Fuse cut out sebagai pengaman lebur yang berfungsi mengamankan jaringan TM dan peralatan kearah GI terhadap hubungan singkat di trafo. Load Break Switch adalah pemutus dan penghubung beban.

2.         TUJUAN PENULISAN

·         Mengetahui pengertian Load Break Switch.
·         Mengetahui cara kerja Load Break Switch.
·         Mengetahui pemasangan Load Break Switch.

3.         BATASAN MASALAH

·         Pembahasan pengertian Load Break Switch.
·         Pembahasan cara kerja dari Load Break Switch.
·         Pembahasan pemasangan Load Break Switch.



BAB II

PEMBAHASAN

1.         PENGERTIAN

Load Break Switch (LBS) merupakan suatu alat pemutus atau penyambung sirkuit pada sistem distribusi listrik dalam keadaaan berbeban. LBS mirip dengan alat pemutus tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB) dan biasanya dipasang dalam saluran distribusi listrik. LBS digunakan untuk pemutusan lokal apabila terjadi gangguan atau ingin dilakukan perawatan jaringan distribusi pada daerah tertentu sehingga daerah yang tidak mengalami gangguan atau perawatan tidak mengalami pemadaman listrik. Pada saat terjadi bencana atau gangguan listrik, seperti gempa, angin ribut, pohon tumbang, dan lain-lain sering terjadi gangguan pada jaringan distribusi seperti kabel tumbang. Pada kasus seperti itu diperlukan tindakan yang cepat dalam memutuskan saluran listrik untuk menghindari bahaya yang dapat ditimbulkan.


Gambar 1.1 Load Break Switch (LBS)

2.         CARA KERJA

LBS yang biasa dipakai PT.PLN (Persero) yaitu LBS tipe SF6 yaitu Tegangan Line Maksimum pada Swicthgear Ratings antara 12kV atau 24kV dengan arus kontinyu 630 A RMS. Media Isolasi Gas SF6 dengan tekanan operasional gas SF6 pada suhu 20 C adalah 200kPa Gauge. Pengoperasian secara manual dapat dilakukan secara independent oleh operator. Tekanan untuk mengoperasikan tuas Max 20 kg. Switch pemutus beban dilengkapi dengan bushing boots elastomeric untuk ruang terbuka. Boots tersebut dapat menampung kabel berisolasi dengan ukuran diameter antara 16 – 32 mm dan akan menghasilkan sistem yang terisolir penuh. Kabel pre-cut yang telah diberi terminal dapat digunakan langsung untuk bushing switch Pemutus Beban dan telah memenuhi persyaratan yang sesuai dengan peralatan tersebut. Namun demikian, untuk kabel, dapat menggunakan yang telah disediakan oleh peralatan tersebut sepanjang masih memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Kabel standart yang digunakan dapat dilihat pada tabel 1.1


Tabel 1.1 Standart Kabel yang digunakan pada LBS SF6

Gambar 1.2 LBS dengan Gas SF6
Konstruksi dan Operasi Load Break Switch dan Sectionaliser pada gambar 1.2 dapat diuraikan sebagai berikut. Load Break Swicth menggunakan puffer interrupter di dalam sebuah tangki baja anti karat yang dilas penuh yang diisi dengan gas SF6. Interrupter tersebut diletakkan secara berkelompok dan digerakkan oleh mekanisme pegas. Ini dioperasikan baik secara manual maupun dengan sebuah motor DC dalam kompartemen motor di bawah tangki. Listrik motor berasal dari batere-batere 24V dalam ruang kontrol. Transformer-transformer arus dipasang di dalam tangki dan dihubungkan ke elemen-elemen elektronik untuk memberikan indikasi gangguan dan line measurement. Terdapat bushing-bushing epoksi dengan transformer tegangan kapasitif, ini terhubung ke elemen-elemen elektronik untuk memberikan line sensing dan pengukuran. Elemen-elemen elektronik kontrol terletak dalam ruang kontrol memiliki standar yang sama yang digunakan untuk mengoperasikan swicthgear intelijen, yang dihubungkan ke swicthgear dengan kabel kontrol yang dimasukkan ke Swicth Cable Entry Module (SCEM) yang terletak di dalam kompartemen motor. Karena LBS ingin dioperasikan dengan menggunakan sistem SCADA atau secara remote, maka pada LBS ditambahkan sebuah panel kontrol yang dihubungkan dengan RTU (Remote Terminal Unit). Berikut adalah gambar dari box panel rangkaian kontrol RTU dan LBS (Gambar 1.3).

 
Gambar 1.3 Kotak panel RTU dan LBS
Berdasarkan gambar 1.3 diatas dapat kita lihat bahwa dengan menggunakan sistem SCADA LBS memiliki panel kontrol yang terhubung dengan RTU.

Gambar 1.4 Penel Kontrol LBS
Berdasarkan gambar 1.4 di atas terdapat beberapa macam tombol dan socket panel kontrol tersebut. Fungsi dari masing – masing bagian panel tersebut adalah sebagai berikut :
1. Battery Test Terminal : digunakan untuk mengecek power (battery) yang digunakan pada LBS untuk menggerakan motornya.
2. LED for Locking (Control & Switch) : sebuah lampu tanda yang berfungsi untuk menunjukkan bahwa LBS dalam posisi control (remote) atau switch (manual)
3. LED for Low Gas Pressure : lampu tanda yang berfungsi untuk memberitahukan kepada operator (dispatcher) yang ada di UPD bahwa Gas SF6 yang ada pada LBS dalam keadaan low / kurang.
4. Lamp Test Button : lampu yang digunakan untuk mengetes panel apakah sudah dapat beroperasi / sumber sudah masuk kedalam rangkaian panel
5. Operation Local / Remote : saklar yang digunakan untuk memposisikan LBS dioperasikan secara local atau remote (menggunakan sistem SCADA)
6. Control Lock / Unlock :  saklar yang berfungsi untuk mengunci atau membuka kontrol remote.
7. Open / Close  & LED Indicator : merupakan tombol tekan dan lampu tanda yang berfungsi untuk mengetes rangkaian kontrol LBS sudah dapat beroperasi dengan normal. Apabila ditekan tombol open maka lampu diatas open akan menyala dan sebaliknya.
8. Fuse for Control Circuit Protection : sebagaimana dengan fungsi fuse pada umumnya, fuse ini digunakan sebagai pengaman rangkaian dari arus lebih atau short circuit pada rangkaian.
9. Power ON / OFF : sebagai saklar utama untuk menghidupkan atau mematikan panel kontrol LBS 10. LED Indicator for Battery charging , Low Battery & battery test button: merupakan lampu tanda dan tombol yang menunjukkan bahwa battere sedang di charge atau batere dalam keadaan lemah (low), serta tombol yang digunakan untuk mengetes batere apakah sudah terpasang pada rangkaian atau tidak.

Agar dapat dioperasikan dengan menggunakan sistem SCADA panel kontrol LBS harus dihubungkan dengan RTU, menghubungkan panel kontrol dengan RTU diperlukan sebuah pengkabelan (wiring) yang benar  agar dapat beroperasi dengan benar dan normal.



BAB III

KESIMPULAN
Sistem Jaringan distribusi memerlukan pengamanan bila terjadi suatu gangguan. Gangguan tersebut berupa gangguan alam maupun gangguan dari kesalahan manusia. Oleh karena itu, untuk mengatasi gangguan tersebut diperlukan alat Load Break Switch atau Fuse Cut Out.
Load Break Switch bekerja bila ada suatu gangguan, secara otomatis akan memutuskan arusnya. Pemutus beban dapat dioperasikan dalam keadaan berbeban dan terpasang pada kabel masuk atau keluar gardu distribusi. Sedangkan Fuse cut out berfungsi untuk mendeteksi adanya gangguan dalam rangkaian dan memutus arus lebih pada harga rating pemutusnya. Sehingga dapat mengamankan jaringan transmisi dari kerusakan.