Tuesday, July 30, 2019

ANNOUNCIATOR


ANNOUNCIATOR

I.                   TUJUAN
·         Praktikan dapat mengerti cara penggunaan LADSIM
·         Praktikan dapat mengerti cara mensimulasikan Announciator dengan LADSIM

II.                DASAR TEORI
     Announciator merupakan salah satu cara untuk mendeteksi adanya indikasi indikasi yang bisa menimbulkan suatu permasalahan. Apabila terjadi suatu permasalahan, dengan sendirinya alat ini akan memberikan sinyal berupa alarm sehingga kita dapat mengetahui permasalahan lebih awal, sehingga dapat ditanggulangi secara cepat. Dengan demikian, kerugian material dapat ditekan lebih rendah dan yang sangat penting adalah tidak menimbulkan/meminimalkan korban manusia pada bencana kebakaran.
Fire Alarm Control Systems terdiri dari komponen sebagai berikut:
·         Initiating Devices (IDC); peralatan yang mendeteksi permulaan kebakaran seperti smoke detector, ROR detector, Fixed Heat detector, Manual Call Point/ Break Glass, Beam Detector dan lainnya. Ada dua macam tipe IDC yaitu konvensional dan intelligent.
·         Notification Appliances Devices (NAC); peralatan yang memberikan peringatan sebagai efek dari adanya deteksi kebakaran seperti bell, lampu, horn.
·         Master Control Fire Alarm (MCFA);  peralatan yang mengolah masukan dari IDC dan memberikan keluaran kepada NAC. Ada dua macam tipe MCFA yaitu konvensional dan intelligent.
·         Voice Control Systems ; peralatan yang digunakan sebagai media komunikasi antara operator dengan petugas di lapangan atau sebagai media komunikasi melalui suara seperti Telephone Stations, Emergency Voice Evacuation.
·         Annunciator Systems ; peralatan yang digunakan sebagai penghubung antara operator dengan CPU-MCFA atau dengan pengertian lain, sebagai media komunikasi antara CPU-MCFA dengan manusia seperti ONYX FirstVision, LCD-160 dan mimic Panel.
·         Network Systems; sistem yang digunakan dalam sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa MCFA dan setiap MCFA dapat berkomunikasi satu dengan yang lain.
Fire Alarm Control System dapat didekati melalui 2 macam teknologi :
·         Sistem Konvensional ; sistem pendeteksi kebakaran yang memanfaatkan perubahan thermal atau tegangan atau mendeteksi langsung perubahan keadaan detektor yang berada di lapangan.
·         Sistem Intelligent ; sistem pendeteksi kebakaran yang memanfaatkan proses perubahan thermal atau tegangan secara elektronik seperti ”thermal integrated circuit” dan akan diperoleh hasil lebih akurat, dapat dilakukan penyesuaian serta dapat diketahui keadaan aktual.

III.             ALAT DAN BAHAN
1.      Zeliosoft 2 Application
2.      PLC Module
3.      Kabel Penghubung

IV.             I/O CONNECTION


V.                LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
1.      Siapkan alat dan bahan.
2.      Rangkaialah alat dan bahan sesuai dengan rangkaian percobaan.
3.      Buat program PLC dengan menggunakan software Zelio Soft 2.
4.      Download program yang telah dibuat ke modul PLC.
5.      Aktifkan semua sumber listrik pada rangkaian dan amati cara kerja rangkaian two speed control tersebut.
VI.             LEADER PROGRAM

VII.          TIMING DIAGRAM

VIII.       ANALISA
Annunciator ini bekerja dengan menggunakan input sensor pendeteksi, button maintenance, button function cek serta output 2 indikator lampu hijau dan kuning dengan beberapa keadaan. Ketika dalam keadaan normal atau stanby maka lampu indicator hijau akan menyala (secara berkedip) sedangkan lampu indicator kuning akan dalam keadaan mati. Ketika sensor mendeteksi gangguan maka lampu indicator kuning akan menyala (secara berkedip) sementara lampu indicator hijau akan dalam keadaan mati. Saat petugas menekan button maintenance tanda sedang melakukan berbaikan yang dideteksi sensor maka lampu indicator kuning akan menyala (tanpa berkedip) sementara lampu hijau akan tetap mati. Pada saat maintenance selesai dilakukan maka lampu indicator kuning akan mati sedangkan lampu indicator hijau akan menyala (secara berkedip). Dan semua lampu indicator akan menyala ketika petugas melakukan test function pada lampu indicator.

Dari deskripsi diatas telah dibuat dalam bentuk leader diagram PLC untuk percobaan annucitor. Berikut adalah penjelasan leader diagram :


Ketika dalam keadaan normal lampu intikator hijau akan menyala (secara berkedip)dengan cara kontak I1(sensor) dipasang NC kemudian dihubungkan dengan coil bantu M1(coil bantu) kemudian kontak dari M1 yang dipasang NC dihubungkan ke coil T1(timer 1) yang berfungsi agar lampu hijau menyala dalam keadaan berkedip. Kemudian kontak T1 dipasang NO lalu dihubungkan ke coil Q1 (indikator hijau). Dibagian bawah kontak T1 terdapat kontak I3 yang dipasang NO sebagai kontak ketika indikator hijau dilakukan test function.

Ketika dalam keadaan gangguan maka lampu indikator kuning akan menyala (secara bekedip) dengan cara ketika kontak I1 (sensor) pada line pertama berubah dari NC ke NO karena gangguan maka kontak I1 pada line 5 akan berubah dari NO menjadi NC dengan begitu kontak I1 pada line 5 akan menyalakan coil T2 (Timer 2) sekaligus coil Q2 (indikator kuning) karena terhubung dengan kontak dari T2 yang dipasang NO. karena I1 pada line 1 dalam keadaan NO maka coil Q1 akan mati karena tidak medapatkan suplay.

Ketika dalam keadaan maintenance kontal I2 yang dipasang paralel dengan kontak T2 akan berubah dari NO menjadi NC yang menyebabkan coil Q2 akan mendapatkan suplay baru yang membuat Q2 menyala normal tanpa berkedip.
Saat maintenance selesai maka kontak I1 pada line 1 akan berubah menjadi NC kembali sehingga coil Q1 akan mendapatkan suply untuk membuatnya menyala. Sedangkan I1 pada line 5 akan mejadi NC sehingga coil Q2 akan dalam keadaan mati.


Ketika dalam keadaan test funtion maka kontak I3 akan berperan menyalakan kedua coil Q1 dan Q2 karena saat button test ditekan I3 pada line 4 dan 7 yang pada pada kondisi NO akan menjadi NC sehingga coil Q1 dan Q2 akan mendapat suply untuk menyala.

IX.              KESIMPULAN

1.    Announciator merupakan salah satu cara untuk mendeteksi adanya indikasi indikasi yang bisa menimbulkan suatu permasalahan.
2. Annunciator ini bekerja dengan menggunakan input sensor pendeteksi, button maintenance, button function cek serta output 2 indikator lampu hijau dan kuning dengan beberapa keadaan.

Thursday, July 4, 2019

TWO-SPEED CONTROL REQUIRES LOW SPEED START


TEKNIK KONTROL INDUSTRI

PERCOBAAN XI

TWO-SPEED CONTROL REQUIRES LOW SPEED START



I.     TUJUAN

Setelah melakukan percobaan ini maka mahasiswa diharapkan dapat :

1.         Mahasiswa memahami fungsi dan tujuan dari rangkaian two speed control requires low speed start

2.         Mahasiswa memahami prinsip kerja dari rangkaian two speed control requires low speed start

3.         Mahasiswa mampu membuat program PLC untuk two speed control requires low speed start



II.     DASAR TEORI

Pada dasarnya kecepatan dari induction motor itu fix, tidak bisa dirubah dan hanya sesuai dengan nilai yang tertera pada name plate motor, namun pada kenyataannya perubahan kecepatan ini sangat dibutuhkan pada kondisi mesin tertentu, seperti mesin feeding conveyor yang memerlukan 2-3 kecepatan, antara lain kecepatan rendah, kecepatan sedang dan kecepatan tinggi, hal ini tidak mungkin hanya mengandalkan motor saja, namun memerlukan rangkaian tambahan yaitu rangkaian kontrol.

Dimana salah satu kontrol yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan PLC (programmable Logic Controller),dengan beberapa relay dan kontaktor serta program kontrol melalui software PLC pun mengatur beberapa kecepatan pada motor induksi.Seperti pada percobaan kali ini yaitu mengatur kecepatan rendah atau low speed dan kecepatan tinggi dan high speed.

Untuk secara wiring diagramnya,untuk mengatur kecepatan motor juga tergantung dari arus yang mengalir pada motor tersebut.Sehingga pada rangkaian wiring dapat ditambahkan tahanan yang dirangkai seri (Rb) dan yang dirangkai paralel (Rf). Apabila nilai tahanan (Rb) semakin besar,maka arus yang mengalir ke motor semakin kecil pula sehingga putaran dari motor juga akan rendah,begitu pula sebaliknya.Apabila nilai Tahanan (Rb) semakin kecil,maka arus yang mengalir ke motor semakin besar pula sehingga putaran dari motor juga akan semakin cepat.





III.     ALAT DAN BAHAN

1.      Zeliosoft 2 Application

2.      PLC Module

3.      Connection Cable



IV.         I/O CONNECTION




V.         LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN

1.             Siapkan alat dan bahan.

2.             Rangkaialah alat dan bahan sesuai dengan rangkaian percobaan.

3.             Buat program PLC dengan menggunakan software Zelio Soft 2.

4.             Download program yang telah dibuat ke modul PLC.

5.             Aktifkan semua sumber listrik pada rangkaian dan amati cara kerja rangkaian two speed control tersebut.



VI.         LADDER DIAGRAM








VII.            TIMING DIAGRAM







VIII.     ANALISA PERCOBAAN



Pada praktikum kali ini kita melakukan percobaan mengenai rangkaian two speed control requires low speed start, jadi dimana pada percobaan ini kita mengontrol dengan dua kecepatan untuk motor induksi 3 fasa yaitu high speed dan  low speed atau kecepatan tinggi dan kecepatan rendah. Karena beban yang digunakan adalah  motor induksi 3 fasa,maka digunakanlah pula rangkaian star () /delta () untuk mengurangi lonjakan arus pada saat awal start motor.Selain itu,terdapat tombol emergency pula yang berfungsi untuk keadaan darurat,semisal ada salah satu tombol yang tidak berfungsi.Kemudian adapula OLR atau Over-Load Relay  yang berfungsi untuk menghentikan atau memotong sistem sehingga motor akan berhenti apabila terjadi beban berlebih.

Untuk mengendalikan 2 kecepatan motor  ini pun digunakan  pula 2 tombol, yaitu tombol untuk kecepatan rendah atau low speed dan  tombol untuk kecepatan tinggi atau high speed. Dalam program yang telah dibuat pada percobaan ini, alamat tombol untuk kecepatan rendah diberi alamat I3. Sedangkan alamat tombol untuk kecepatan tinggi diberi alamat I2. Jadi untuk cara kerja program  ini adalah ketika I3 ditekan maka relay Q1 akan aktif ,kemudian Q1 sebagai output atau motor induksi 3 fasa akan berputar dengan kecepatan rendah atau  low speed. Dan ketika I2 ditekan maka relay Q2 akan aktif, kemudian Q2 sebagai output atau motor induksi 3 fasa akan berputar dengan kecepatan tinggi atau  high speed. Jadi baik saat relay Q1 aktif maupun relay Q2 aktif output Q2 akan selalu aktif.

Adapun yang perlu diperhatikan ialah ketika keadaan darurat semisal dalam keadaan beban berlebih atau overload maka relay I4 akan otomatis memotong sistem atau ada salah satu tombol yang tidak aktif. Maka tombol emergency I1 juga akan otomatis memotong atau menghentikan sistem sehingga motor akan berhenti.



IX.     KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan mengenai mengenai rangkaian two speed control requires low speed start ini,maka dapat disimpulkan bahwa :

1.      Dengan PLC motor induksi 3 fasa dapat dikendalikan dengan 2 kecepatan yaitu kecepatan rendah atau low speed dan kecepatan tinggi atau high speed.

2.      Baik saat relay Q1 aktif (relay kecepatan rendah)  maupun Q2 (relay kecepatan tinggi) yang aktif output motor induksi 3 fasa Q6 akan tetap aktif.

3.      Two speed control requires low speed start banyak dimanfaatkan untuk industri,semisal untuk program conveyor.