Tuesday, July 30, 2019

ANNOUNCIATOR


ANNOUNCIATOR

I.                   TUJUAN
·         Praktikan dapat mengerti cara penggunaan LADSIM
·         Praktikan dapat mengerti cara mensimulasikan Announciator dengan LADSIM

II.                DASAR TEORI
     Announciator merupakan salah satu cara untuk mendeteksi adanya indikasi indikasi yang bisa menimbulkan suatu permasalahan. Apabila terjadi suatu permasalahan, dengan sendirinya alat ini akan memberikan sinyal berupa alarm sehingga kita dapat mengetahui permasalahan lebih awal, sehingga dapat ditanggulangi secara cepat. Dengan demikian, kerugian material dapat ditekan lebih rendah dan yang sangat penting adalah tidak menimbulkan/meminimalkan korban manusia pada bencana kebakaran.
Fire Alarm Control Systems terdiri dari komponen sebagai berikut:
·         Initiating Devices (IDC); peralatan yang mendeteksi permulaan kebakaran seperti smoke detector, ROR detector, Fixed Heat detector, Manual Call Point/ Break Glass, Beam Detector dan lainnya. Ada dua macam tipe IDC yaitu konvensional dan intelligent.
·         Notification Appliances Devices (NAC); peralatan yang memberikan peringatan sebagai efek dari adanya deteksi kebakaran seperti bell, lampu, horn.
·         Master Control Fire Alarm (MCFA);  peralatan yang mengolah masukan dari IDC dan memberikan keluaran kepada NAC. Ada dua macam tipe MCFA yaitu konvensional dan intelligent.
·         Voice Control Systems ; peralatan yang digunakan sebagai media komunikasi antara operator dengan petugas di lapangan atau sebagai media komunikasi melalui suara seperti Telephone Stations, Emergency Voice Evacuation.
·         Annunciator Systems ; peralatan yang digunakan sebagai penghubung antara operator dengan CPU-MCFA atau dengan pengertian lain, sebagai media komunikasi antara CPU-MCFA dengan manusia seperti ONYX FirstVision, LCD-160 dan mimic Panel.
·         Network Systems; sistem yang digunakan dalam sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa MCFA dan setiap MCFA dapat berkomunikasi satu dengan yang lain.
Fire Alarm Control System dapat didekati melalui 2 macam teknologi :
·         Sistem Konvensional ; sistem pendeteksi kebakaran yang memanfaatkan perubahan thermal atau tegangan atau mendeteksi langsung perubahan keadaan detektor yang berada di lapangan.
·         Sistem Intelligent ; sistem pendeteksi kebakaran yang memanfaatkan proses perubahan thermal atau tegangan secara elektronik seperti ”thermal integrated circuit” dan akan diperoleh hasil lebih akurat, dapat dilakukan penyesuaian serta dapat diketahui keadaan aktual.

III.             ALAT DAN BAHAN
1.      Zeliosoft 2 Application
2.      PLC Module
3.      Kabel Penghubung

IV.             I/O CONNECTION


V.                LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
1.      Siapkan alat dan bahan.
2.      Rangkaialah alat dan bahan sesuai dengan rangkaian percobaan.
3.      Buat program PLC dengan menggunakan software Zelio Soft 2.
4.      Download program yang telah dibuat ke modul PLC.
5.      Aktifkan semua sumber listrik pada rangkaian dan amati cara kerja rangkaian two speed control tersebut.
VI.             LEADER PROGRAM

VII.          TIMING DIAGRAM

VIII.       ANALISA
Annunciator ini bekerja dengan menggunakan input sensor pendeteksi, button maintenance, button function cek serta output 2 indikator lampu hijau dan kuning dengan beberapa keadaan. Ketika dalam keadaan normal atau stanby maka lampu indicator hijau akan menyala (secara berkedip) sedangkan lampu indicator kuning akan dalam keadaan mati. Ketika sensor mendeteksi gangguan maka lampu indicator kuning akan menyala (secara berkedip) sementara lampu indicator hijau akan dalam keadaan mati. Saat petugas menekan button maintenance tanda sedang melakukan berbaikan yang dideteksi sensor maka lampu indicator kuning akan menyala (tanpa berkedip) sementara lampu hijau akan tetap mati. Pada saat maintenance selesai dilakukan maka lampu indicator kuning akan mati sedangkan lampu indicator hijau akan menyala (secara berkedip). Dan semua lampu indicator akan menyala ketika petugas melakukan test function pada lampu indicator.

Dari deskripsi diatas telah dibuat dalam bentuk leader diagram PLC untuk percobaan annucitor. Berikut adalah penjelasan leader diagram :


Ketika dalam keadaan normal lampu intikator hijau akan menyala (secara berkedip)dengan cara kontak I1(sensor) dipasang NC kemudian dihubungkan dengan coil bantu M1(coil bantu) kemudian kontak dari M1 yang dipasang NC dihubungkan ke coil T1(timer 1) yang berfungsi agar lampu hijau menyala dalam keadaan berkedip. Kemudian kontak T1 dipasang NO lalu dihubungkan ke coil Q1 (indikator hijau). Dibagian bawah kontak T1 terdapat kontak I3 yang dipasang NO sebagai kontak ketika indikator hijau dilakukan test function.

Ketika dalam keadaan gangguan maka lampu indikator kuning akan menyala (secara bekedip) dengan cara ketika kontak I1 (sensor) pada line pertama berubah dari NC ke NO karena gangguan maka kontak I1 pada line 5 akan berubah dari NO menjadi NC dengan begitu kontak I1 pada line 5 akan menyalakan coil T2 (Timer 2) sekaligus coil Q2 (indikator kuning) karena terhubung dengan kontak dari T2 yang dipasang NO. karena I1 pada line 1 dalam keadaan NO maka coil Q1 akan mati karena tidak medapatkan suplay.

Ketika dalam keadaan maintenance kontal I2 yang dipasang paralel dengan kontak T2 akan berubah dari NO menjadi NC yang menyebabkan coil Q2 akan mendapatkan suplay baru yang membuat Q2 menyala normal tanpa berkedip.
Saat maintenance selesai maka kontak I1 pada line 1 akan berubah menjadi NC kembali sehingga coil Q1 akan mendapatkan suply untuk membuatnya menyala. Sedangkan I1 pada line 5 akan mejadi NC sehingga coil Q2 akan dalam keadaan mati.


Ketika dalam keadaan test funtion maka kontak I3 akan berperan menyalakan kedua coil Q1 dan Q2 karena saat button test ditekan I3 pada line 4 dan 7 yang pada pada kondisi NO akan menjadi NC sehingga coil Q1 dan Q2 akan mendapat suply untuk menyala.

IX.              KESIMPULAN

1.    Announciator merupakan salah satu cara untuk mendeteksi adanya indikasi indikasi yang bisa menimbulkan suatu permasalahan.
2. Annunciator ini bekerja dengan menggunakan input sensor pendeteksi, button maintenance, button function cek serta output 2 indikator lampu hijau dan kuning dengan beberapa keadaan.

Thursday, July 4, 2019

TWO-SPEED CONTROL REQUIRES LOW SPEED START


TEKNIK KONTROL INDUSTRI

PERCOBAAN XI

TWO-SPEED CONTROL REQUIRES LOW SPEED START



I.     TUJUAN

Setelah melakukan percobaan ini maka mahasiswa diharapkan dapat :

1.         Mahasiswa memahami fungsi dan tujuan dari rangkaian two speed control requires low speed start

2.         Mahasiswa memahami prinsip kerja dari rangkaian two speed control requires low speed start

3.         Mahasiswa mampu membuat program PLC untuk two speed control requires low speed start



II.     DASAR TEORI

Pada dasarnya kecepatan dari induction motor itu fix, tidak bisa dirubah dan hanya sesuai dengan nilai yang tertera pada name plate motor, namun pada kenyataannya perubahan kecepatan ini sangat dibutuhkan pada kondisi mesin tertentu, seperti mesin feeding conveyor yang memerlukan 2-3 kecepatan, antara lain kecepatan rendah, kecepatan sedang dan kecepatan tinggi, hal ini tidak mungkin hanya mengandalkan motor saja, namun memerlukan rangkaian tambahan yaitu rangkaian kontrol.

Dimana salah satu kontrol yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan PLC (programmable Logic Controller),dengan beberapa relay dan kontaktor serta program kontrol melalui software PLC pun mengatur beberapa kecepatan pada motor induksi.Seperti pada percobaan kali ini yaitu mengatur kecepatan rendah atau low speed dan kecepatan tinggi dan high speed.

Untuk secara wiring diagramnya,untuk mengatur kecepatan motor juga tergantung dari arus yang mengalir pada motor tersebut.Sehingga pada rangkaian wiring dapat ditambahkan tahanan yang dirangkai seri (Rb) dan yang dirangkai paralel (Rf). Apabila nilai tahanan (Rb) semakin besar,maka arus yang mengalir ke motor semakin kecil pula sehingga putaran dari motor juga akan rendah,begitu pula sebaliknya.Apabila nilai Tahanan (Rb) semakin kecil,maka arus yang mengalir ke motor semakin besar pula sehingga putaran dari motor juga akan semakin cepat.





III.     ALAT DAN BAHAN

1.      Zeliosoft 2 Application

2.      PLC Module

3.      Connection Cable



IV.         I/O CONNECTION




V.         LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN

1.             Siapkan alat dan bahan.

2.             Rangkaialah alat dan bahan sesuai dengan rangkaian percobaan.

3.             Buat program PLC dengan menggunakan software Zelio Soft 2.

4.             Download program yang telah dibuat ke modul PLC.

5.             Aktifkan semua sumber listrik pada rangkaian dan amati cara kerja rangkaian two speed control tersebut.



VI.         LADDER DIAGRAM








VII.            TIMING DIAGRAM







VIII.     ANALISA PERCOBAAN



Pada praktikum kali ini kita melakukan percobaan mengenai rangkaian two speed control requires low speed start, jadi dimana pada percobaan ini kita mengontrol dengan dua kecepatan untuk motor induksi 3 fasa yaitu high speed dan  low speed atau kecepatan tinggi dan kecepatan rendah. Karena beban yang digunakan adalah  motor induksi 3 fasa,maka digunakanlah pula rangkaian star () /delta () untuk mengurangi lonjakan arus pada saat awal start motor.Selain itu,terdapat tombol emergency pula yang berfungsi untuk keadaan darurat,semisal ada salah satu tombol yang tidak berfungsi.Kemudian adapula OLR atau Over-Load Relay  yang berfungsi untuk menghentikan atau memotong sistem sehingga motor akan berhenti apabila terjadi beban berlebih.

Untuk mengendalikan 2 kecepatan motor  ini pun digunakan  pula 2 tombol, yaitu tombol untuk kecepatan rendah atau low speed dan  tombol untuk kecepatan tinggi atau high speed. Dalam program yang telah dibuat pada percobaan ini, alamat tombol untuk kecepatan rendah diberi alamat I3. Sedangkan alamat tombol untuk kecepatan tinggi diberi alamat I2. Jadi untuk cara kerja program  ini adalah ketika I3 ditekan maka relay Q1 akan aktif ,kemudian Q1 sebagai output atau motor induksi 3 fasa akan berputar dengan kecepatan rendah atau  low speed. Dan ketika I2 ditekan maka relay Q2 akan aktif, kemudian Q2 sebagai output atau motor induksi 3 fasa akan berputar dengan kecepatan tinggi atau  high speed. Jadi baik saat relay Q1 aktif maupun relay Q2 aktif output Q2 akan selalu aktif.

Adapun yang perlu diperhatikan ialah ketika keadaan darurat semisal dalam keadaan beban berlebih atau overload maka relay I4 akan otomatis memotong sistem atau ada salah satu tombol yang tidak aktif. Maka tombol emergency I1 juga akan otomatis memotong atau menghentikan sistem sehingga motor akan berhenti.



IX.     KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan mengenai mengenai rangkaian two speed control requires low speed start ini,maka dapat disimpulkan bahwa :

1.      Dengan PLC motor induksi 3 fasa dapat dikendalikan dengan 2 kecepatan yaitu kecepatan rendah atau low speed dan kecepatan tinggi atau high speed.

2.      Baik saat relay Q1 aktif (relay kecepatan rendah)  maupun Q2 (relay kecepatan tinggi) yang aktif output motor induksi 3 fasa Q6 akan tetap aktif.

3.      Two speed control requires low speed start banyak dimanfaatkan untuk industri,semisal untuk program conveyor.


Thursday, June 27, 2019

PLUGGING BREAKING


PRAKTIKUM TEKNIK KONTROL INDUSTRI

PERCOBAAN XII

PLUGGING BREAKING



       I.            TUJUAN

Setelah melakukan percobaan ini maka mahasiswa diharapkan dapat :

1.      Mahasiswa memahami fungsi dan tujuan dari rangkaian AC motor plugging

2.      Mahasiswa memahami prinsip kerja dari rangkaian AC motor plugging

3.      Mahasiswa mampu membuat program PLC untuk rangkaian AC motor plugging



    II.            DASAR TEORI

Metode pengereman motor listrik dapat dilakukan secara elektrik, yaitu dengan metode pengereman dinamis dan metode pengereman pluging. Kedua metode pengereman motor secara elektrik tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing. Metode pengereman secara dinamis dan pluging memiliki tujuan yang sama, yaitu sama-sama bertujuan untuk menghentikan putaran motor listrik dengan lebih cepat. Secara lebih detil kedua metode pengereaman motor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :



A.  Metode Pengereman Dinamis

 Pengereman yang dilakukan dengan melepaskan jangkar yang berputar dari sumber tegangan dan memasangkan tahanan pada terminal jangkar. Oleh karena itu kita dapat berbicara tentang waktu mekanis T konstan dalam banyak cara yang sama kita berbicara tentang konstanta waktu listrik sebuah kapasitor yang dibuang ke dalam sebuah resistor. Pada dasarnya, T adalah waktu yang diperlukan untuk kecepatan motor jatuh ke 36,8 persen dari nilai awalnya. Namun, jauh lebih mudah untuk menggambar kurva kecepatan-waktu dengan mendefinisikan konstanta waktu baru To yang merupakan waktu untuk kecepatan dapat berkurang menjadi 50 persen dari nilai aslinya.



B.  Metode Pengereman Secara Plugging

 Kita bisa menghentikan motor bahkan lebih cepat dengan menggunakan metode yang disebut plugging. Untuk mencegah suatu hal yang tidak diinginkan, kita harus membatasi arus balik dengan memperkenalkan sebuah resistor R dalam seri dengan rangkaian pembalikan. Seperti dalam pengereman dinamis, resistor dirancang untuk membatasi pengereman awal arus I2 sampai sekitar dua kali arus beban penuh.



 III.            ALAT DAN BAHAN

1.      Zeliosoft 2 Application

2.      PLC Module

3.      Motor Induksi 3 Fasa

4.      Kabel Penghubung



 IV.            I/O CONNECTION



    V.            LADDER DIAGRAM



 VI.            TIMING DIAGRAM





VII.            ANALISA PERCOBAAN

Plugging Braking ini dilakukan untuk mempercepat proses pengereman pada motor. Metode ini dilakukan dengan cara membalik arah medan putar dari stator saat rotor dalam keadaan berputar, sehingga terdapat gaya yang melawan arah dari gaya putar rotor. Pada penerapannya pembalikan arah ini tidak boleh sampai mengakibatkan arah putaran rotor berbalik. Karena itu disini dipakai sensor kecepatan yang digunakan untuk memutus rangkaian pembalik arah medan putar stator saat kecepatan putar rotor di bawah kecepatan yang telah ditentukan. Untuk mengatur sistem pengereman ini, maka digunakanlah PLC yang akan mengatur kapan medan putar stator akan membalik.

            Pada percobaan ini kami melakukan pemrograman PLC yang digunakan untuk mengontrol Pengereman Plugging dari sebuah motor induksi 3 phasa. Berikut ini adalah program Ladder Diagram dari PLC:



            Dari program tersebut, saat tombol start ditekan, Kontaktor Forward akan On. Saat tombol stop ditekan Kontaktor Reverse yang akan membalik medan putar stator akan On sampai kecepatan rotor dibawah kecepatan yang telah ditentukan.



            Pada program diatas, saat Tombol Start ditekan, Coil Forward akan On. Contact Normally Open dari Forward yang diparalel dengan tombol Start berfungsi untuk interlock. Sehingga saat tombol Start dilepas, Coil Forward akan tetap On. Pada awal ladder terdapat kontak Normally Close (NC) dari tombol Stop dan Over Load Relay (OLR). Apabila salah satu dari kontak ini aktif misalnya tombol Stop ditekan atau OLR aktif, maka Coil Forward akan Off. Selain itu terdapat pula kontak Normally Close (NC) dari Reverse yang digunakan untuk memastikan Coil Forward dan Reverse tidak On secara bersamaan. Jadi saat Coil Reverse On, Coil Forward tidak akan bisa On walaupun tombol Start ditekan.



            Rung di atas digunakan untuk mengaktifkan Kontaktor Bantu / Auxiliary Contactor (M1). Saat kecepatan rotor lebih tinggi dari kecepatan yang telah ditentukan, kontak A3 yang Normally Open (NO) akan close. Dan karena kontak Forward telah On maka Coil dari M2 akan On. Saat tombol stop ditekan, Coil M1 akan tetap on karena terdapat kontak NO M1 yang diparalel dengan kontak M2 yang berfungsi sebagai interlock. Coil M1 ini akan tetap On sampai kontak sensor kecepatan open yang berarti kecepatan rotor sudah di bawah batas yang telah ditentukan.



            Rung diatas digunakan untuk mengaktifkan Coil Reverse yang berfungsi untuk membalik arah medan putar stator. Saat kecepatan rotor lebih tinggi dari kecepatan batas, Coil M1 akan on sehingga kontak NO dari M1 akan Close. Apabila tombol stop ditekan atau OLR aktif, Coil Forward akan Off. Sehingga kontak NC dari Forward akan Close. Pada kondisi ini, Coil Reverse akan On, sehingga arah medan putar stator akan terbalik yang akan mempercepat proses pengereman. Saat kecepatan rotor sudah di bawah batas yang telah ditentukan, Coil M1 akan Off sehingga kontak M1 akan open. Hal itu akan memutus rangkaian Coil Reverse, sehingga Coil Reverse akan Off. Hal ini dilakukan untuk mencegah rotor berputar dengan arah yang berlawanan.

VIII.            KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1.    Plugging Breaking adalah percepatan proses pengereman pada motor

2.    Coil Reverse digunakan untuk mencegah rotor berputar dengan arah yang berlawanan

3.    Rangkaian AC motor plugging breaking merupakan metode pengereman motor secara elektrik dan otomatis

4.    Kecepatan dari motor dibatasi oleh sensor kecepatan

5.    Rangkaian AC motor plugging breaking ini juga berfungsi sebagai pengaman pada motor, agar motor tidak berputar melebihi dari kecepatan yang telah diatur.


Wednesday, June 26, 2019

Kontrol Motor Star-Delta (Y/D)


TEKNIK KONTROL INDUSTRI

PERCOBAAN X

 STAR / DELTA ( ) STARTER



     I.          TUJUAN

Setelah melakukan percobaan ini maka mahasiswa diharapkan dapat :

1.   Mahasiswa memahami fungsi dan tujuan dari rangkaian star () /delta () starter


2.   Mahasiswa memahami prinsip kerja dari rangkaian star () /delta () starter



3.   Mahasiswa mampu membuat program PLC untuk rangkaian star () /delta () starter



  II.          DASAR TEORI

Rangkaian star () /delta () starter ialah sirkuit yang paling sering dipakai buat mengoperasikan motor tiga phase karena memiliki cukup besar daya. Untuk menggerakkan motor tersebut memang diperlukan daya awal yg besar, serta dengan jenis rangkaian ini dimana rangkaian star dipakai hingga semuanya menjadi stabil akan rangkaiannya dirubah jadi delta.

Rangkaian star () /delta () starter banyak komponen konektor dan timer. Timer tersebut dipakai untuk mengatur waktu berubahnya rangkaian dari star menjadi rangkaian delta, yaitu diantara lima hingga sepuluh detik. Kemudian ada yang namanya Over-Load Relay atau disingkat OLR. Guna dari OLR adalah untuk memotong rangkaian hingga motor menjadi berhenti jika terjadi kelebihan beban.

Sebuah motor listrik 3 fasa dapat digunakan dalam hubungan bintang () atau hubungan segitiga (∆) tergantung pada tegangan jaringannya (jala-jala). Tegangan yang harus dihubungkan ke motor biasanya ditentukan oleh papan nama (name plate) pada motor tersebut, misalnya 220V/380V.



·       Kalau system tegangan jala-jala 220V / 380V, motor ini harus digunakan dalam hubungan bintang (), karena kumparan-kumparannya harus mendapat tegangan 220V

·       Kalau system tegangan jala-jala 127V / 220V, motor ini harus digunakan dalam hubungan segitiga (∆).

·       Starting bintang segitiga dimaksudkan untuk mengurangi arus starting dari motor 3 fasa, karena pada motor yang berdaya besar, arus start berpengaruh besar.

Dengan starting ini dimaksudkan untuk menjaga agar lebih terkontrol, karena setelah beberapa detik kemudian akan terjadi perpindahan hubungan dari bintang ke segitiga. Dengan dihubungkan segitiga, maka tegangan fase motor berkisar 58% dari tegangan jala-jala motor dan arus startnya sekitar 1/3X arus start bila motor dihubungkan langsung (DOL).



III.          ALAT DAN BAHAN

1.      Modul PLC

2.      Software Zelio Soft

3.      Komputer

4.      Motor Induksi 3 fasa

5.      Kabel Penghubung

IV.            I/O CONNECTION



  V.          LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN

1.             Siapkan alat dan bahan.

2.             Rangkaialah alat dan bahan sesuai dengan rangkaian percobaan.

3.             Buat program PLC dengan menggunakan software Zelio Soft 2.

4.             Download program yang telah dibuat ke modul PLC.

5.             Aktifkan semua sumber listrik pada rangkaian dan amati cara kerja rangkaian star delta starter tersebut.

VI.          LADDER DIAGRAM

  


    


VII.            TIMING DIAGRAM




VIII.          ANALISA PERCOBAAN

Untuk mengontrol waktu perpindahan antara dari rangkaian star menjadi rangkaian delta untuk beban motor induksi 3 fasa kita menggunakan fungsi Timer pada PLC. Pada program yang telah kami buat ini Timer diset sebesar 3 detik, jadi apabila program awal di start kemudian berfungsi sebagai rangkaian star (γ) kemudian setelah 3 detik akan berfungsi menjadi rangkaian delta (∆). Maka perpindahan secara otomatis ini lah yang diprogram pada PLC dengan menggunakan ladder diagram.

Karena pada praktikum kali kita melakukan percobaan mengenai rangkaian star () /delta () starter, dimana beban yang digunakan adalah  motor induksi 3 fasa,  /  start ini berfungsi sebagai pengurang jumlah arus start disaat motor untuk pertama kalinya dihidupkan. Seperti yang telah kita ketahui, arus start motor pada saat awal dihidupkan dapat mencapai 7-9 kali dari arus nominalnya atau yang biasa disebut dengan arus inrush. Hal inilah mengapa digunakannya rangkaian star () delta () pada motor-motor tiga fasa untuk mengurangi lonjakan dari arus inrush tersebut. Karena jika tidak diantisipasi dapat menimbulkan kerusakan pada beberapa komponen bahkan pada motor listrik itu sendiri.

Prinsip kerjanya adalah dengan membuat rangkaian star ()  pada awal start, motor listrik 3 fasa menjadi tidak dikenakan tegangan secara penuh, sehingga pada awal start motor induksi 3 fasa dihubungkan dengan cara star (). Kemudian saat motor telah berputar serta arus menjadi menurun, fungsi timer pun berjalan yang akan memindakan dengan otomatis rangkaian menjadi delta (). Dengan berubahnya menjadi delta (), maka arus yang melalui motor akan menjadi penuh. Sehingga motor pun dapat berputar dengan maksimal sesuai dengan name plate yang tertera pada motor induksi 3 fasa tersebut.



IX.          KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1.   Rangkaian star () /delta () starter ini berfungsi mengurangi lonjakan arus saat pertama kali motor induksi 3 fasa dihidupkan.

2.   Rangkaian star () berfungsi agar pada saat awal start motor induksi 3 fasa tidak mendapat tegangan secara penuh, sehingga arus inrush tidak besar.

3.   Rangkaian delta () berfungsi agar motor induksi 3 fasa mendapat tegangan secara penuh, sehingga dapat  berfungsi secara maksimal putaran dari motor tersebut sesuai dengan name plate yang tertera.

4.   Time Delay untuk Rangkaian star () /delta () starter dapat menggunakan fungsi dari Timer pada program PLC dengan menggunakan  ladder diagram.